Kamis, 19 Maret 2015

DISKON DEMOKRASI


            9 Maret 2014, selesai berpartisipasi di pesta demokrasi, saya dan dua orang teman saya segera meluncur ke Ambarukmo Plaza ( AMBLAZ). Saya lebih suka meneyebutnya AMBLAZ ketimbang AMPLAZ, karena banyaknya orang yang berkunjung kesana seperti akan membuat tempat tersebut rubuh alias amblas. Kunjungan saya kali ini dikarenakan banyak sekali diskon-diskon bertebaran yang ditawarkan oleh beberapa produk yang cukup branded.
Misalnya satu cup kopi gratis dari Starbuck (tempat minum kopi yang paling cepet ngabisin bulanan), buy one get two dari Baskin Robbin (es krim yang harganya cukup mentereng), diskon sampai 20 persen untuk pembelian t-shirt di online shop salah satu fans club klub sepakbola ternama asal Italia, AC MILAN ( Forza Milan, hhe), bahkan salah satu tempat hiburan terlaris di bumi pertiwi, Dunia Fantasi a.k.a DuFan memberikan diskon 50 persen, yaitu buy one get two hanya dengan menunjukkan bukti penggunaan hak suara, yaitu tinta ungu, yang cukup merepotkan (karena tintanya kemana-mana, nyebar keseluruh tangan, baju, sampe keypad hape). Serta masih banyak lagi promo-promo yang saya yakin tidak terdeteksi oleh radar diskon saya. Dan saking niatnya untuk dapetin semua diskon diatas, saya sampe mencelupkan hampir setengah kelingking, supaya buktinya ga cepet ilang dan tahan lama.

Dan Berhasilkah? Ternyata setelah sampai disana, promo Starbuck sudah habis sejak sejam pertama dimulai. Luar biasaaaaa. Incaran nomor satu saya ini laris luar biasa. Tidak disangka-sangka, ternyata banyak juga anak muda (asumsi saya), yang mayoritas menghuni kafe Starbuck cukup antusias dengan pemilu kali ini. Saya rasa ga mungkin mereka nyelupin tangan ke tinta demi promo gratisan ini. Tapi walaupun kehabisan, saya cukup senang mengingat tingginya antusias anak muda (lagi-lagi asumsi saya) akan pemilu kali ini. Partisipasi para pelaku bisnis, entah mereka melihat ini dari sisi promosi atau memang bagian dari kesadaran diri sebagai warga masyarakat untuk ikut menyosialisasikan pemilu juga perlu diapresiasi karena membantu KPU untuk mengurangi jumlah golput dan saya pikir cukup efektif. Apatisme yang sebelumnya sering terjadi di kalangan anak muda mudah-mudahan tidak kembali menjangkiti salah satu sumber suara mayoritas di pemilu kali ini. Dan harapan untuk Indonesia lebih baik lagi-lagi dapat datang dari kaum muda sebagai salah satu pelaku sejarah yang ikut mewarnai dan memerdekakan bangsa. Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar