Kamis, 19 Maret 2015

Pantai Baron – Wonosari

            31 Maret 2014 saya berkesempatan mengunjungi sebuah pantai di daerah Wonosari Kab. Gunung Kidul, Yogyakarta, yaitu Pantai Baron bersama beberapa orang teman saya. Menempuh jarak dari kota Yogya sekitar 62 km kami dapat mencapai pantai baron kurang lebih 1,5 jam. Infrastruktur jalan yang baik, ditambah kelengkapan penunjuk jalan memudahkan kami untuk mencapai Pantai Baron. Sebelum mencapai pantai, kami disuguhi pemandangan hutan-hutan yang masih asri dan kehidupan masyarakat pedesaan.  Pantai Baron sendiri merupakan pantai yang mempunyai pemandangan alam yang cukup indah dan unik, dengan  dikellilingi oleh tebing-tebing terjal dan karang.  Pantai Baron memiliki keunikan tersendiri yang belum pernah saya jumpai ditempat lain.
        Pantai ini seperti terbagi menjadi dua bagian secara alami. Sehingga untuk dapat bersentuhan langsung dengan ombak, pengunjung diharuskan menyeberang menggunakan perahu atau berjalan melewati air yang memisahkan kedua daratan. Kedalaman air yang memisahkan daratan satu dengan yang lainnya tidak terlalu dalam, sekitar 1,5 m. Karena ingin bermain air dan mencicipi sensasi melawan ombak, saya memilih untuk berjalan melewati air tersebut. Namun anda perlu berhati-hati, karena di beberapa bagian terdapat bebatuan dan karang yang bisa melukai kaki anda.
        Setelah sampai di seberang, anda bisa bermain sepuasnya dengan ombak yang cukup ganas. Walaupun belum bisa dijadikan tempat surfing, namun ombak di Pantai Baron cukup kuat untuk menghempaskan tubuh anda. Apalagi menjelang sore dan air mulai pasang, maka ombak akan semakin tinggi dan kuat.
        Tetapi hal yang paling menarik dari pantai ini menurut saya adalah keberadaan tebing-tebing dan goa-goa kecil disekililingnya. Selain itu juga terdapat pantai yang masih sangat sepi, terletak disebelah timur laut pantai baron. Tidak ada satupun pengunjung yang berniat pergi ke pantai tak bertuan tersebut. Saya tidak tahu alasan mereka apa, tapi saya rasa karena cara untuk mencapainya cukup sulit dan ekstrim. Dan dengan ombak yang cukup kuat serta karang disekelilingnya, kapal-kapal yang ada di pantai baron tidak ada yang menawarkan tumpangan untuk pergi ke pantai tersebut.
        Namun itu tidak menyurutkan saya dan teman-teman saya untuk mencari jalan. Berenang tidak saya sarankan untuk dilakukan karena derasnya ombak. Namun kita bisa berjalan secara perlahan diantara tebing terjal dan goa-goa kecil di antara tebing tersebut. Dan tanpa waktu lama, kita bisa bersantai di pantai tanpa seorang pun ada disana. Seperti memiliki pulau sendiri rasanya.
        Puas bermain-main di pantai, saya memutuskan untuk berjalan menyusuri karang-karang di pantai tersebut. Karang-karang tersebut memberikan pemandangan yang eksotis, dengan tebing terjal di sebelah kanannya, dan cukup memacu adrenalin bagi anda-anda yang gemar berpetualang di alam bebas. Keberadaan hewan-hewan laut seperti kepiting, umang-umang, bulu babi, serta cacing laut menunjukkan bahwa pantai tersebut masih jauh dari tangan-tangan manusia.
        Kami sengaja pulang pada waktu sore menjelang malam, dan mampir di tempat penatapan Bukit Bintang, untuk sekedar melepas lelah dan menikmati pemandangan lampu-lampu kota Yogyakarta dari ketinggian. Ditemani jagung bakar dan secangkir kopi hangat, dibalut hawa yang masih sejuk, dapat mengobati segala penat dan jenuh rutinitas.
        Bagi anda penikmat kuliner ekstrim nan nyeleneh, anda dapat mencicipi belalang goreng aneka rasa khas Gunung Kidul. Yang satu ini wajib anda coba karena tidak akan anda jumpai di tempat lain. Dijual dengan harga Rp 5.000/bungkus, belalang goreng langsung bisa kita nikmati. Rasanya? Silahkan coba sendiri. HeHeHe.
Selamat berlibur dan semoga artikel ini memberi gambaran liburan anda nantinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar