31 Maret
2014 saya berkesempatan mengunjungi sebuah pantai di daerah Wonosari Kab.
Gunung Kidul, Yogyakarta, yaitu Pantai Baron bersama beberapa orang teman saya.
Menempuh jarak dari kota Yogya sekitar 62 km kami dapat mencapai pantai baron
kurang lebih 1,5 jam. Infrastruktur jalan yang baik, ditambah kelengkapan
penunjuk jalan memudahkan kami untuk mencapai Pantai Baron. Sebelum mencapai
pantai, kami disuguhi pemandangan hutan-hutan yang masih asri dan kehidupan masyarakat
pedesaan. Pantai Baron sendiri merupakan
pantai yang mempunyai pemandangan alam yang cukup indah dan unik, dengan dikellilingi oleh tebing-tebing terjal dan
karang. Pantai Baron memiliki keunikan
tersendiri yang belum pernah saya jumpai ditempat lain.
Pantai ini
seperti terbagi menjadi dua bagian secara alami. Sehingga untuk dapat
bersentuhan langsung dengan ombak, pengunjung diharuskan menyeberang
menggunakan perahu atau berjalan melewati air yang memisahkan kedua daratan.
Kedalaman air yang memisahkan daratan satu dengan yang lainnya tidak terlalu
dalam, sekitar 1,5 m. Karena ingin bermain air dan mencicipi sensasi melawan
ombak, saya memilih untuk berjalan melewati air tersebut. Namun anda perlu
berhati-hati, karena di beberapa bagian terdapat bebatuan dan karang yang bisa
melukai kaki anda.
Setelah sampai
di seberang, anda bisa bermain sepuasnya dengan ombak yang cukup ganas.
Walaupun belum bisa dijadikan tempat surfing, namun ombak di Pantai Baron cukup
kuat untuk menghempaskan tubuh anda. Apalagi menjelang sore dan air mulai
pasang, maka ombak akan semakin tinggi dan kuat.
Tetapi hal yang
paling menarik dari pantai ini menurut saya adalah keberadaan tebing-tebing dan
goa-goa kecil disekililingnya. Selain itu juga terdapat pantai yang masih
sangat sepi, terletak disebelah timur laut pantai baron. Tidak ada satupun
pengunjung yang berniat pergi ke pantai tak bertuan tersebut. Saya tidak tahu
alasan mereka apa, tapi saya rasa karena cara untuk mencapainya cukup sulit dan
ekstrim. Dan dengan ombak yang cukup kuat serta karang disekelilingnya,
kapal-kapal yang ada di pantai baron tidak ada yang menawarkan tumpangan untuk
pergi ke pantai tersebut.
Namun itu tidak
menyurutkan saya dan teman-teman saya untuk mencari jalan. Berenang tidak saya
sarankan untuk dilakukan karena derasnya ombak. Namun kita bisa berjalan secara
perlahan diantara tebing terjal dan goa-goa kecil di antara tebing tersebut.
Dan tanpa waktu lama, kita bisa bersantai di pantai tanpa seorang pun ada
disana. Seperti memiliki pulau sendiri rasanya.
Puas
bermain-main di pantai, saya memutuskan untuk berjalan menyusuri karang-karang
di pantai tersebut. Karang-karang tersebut memberikan pemandangan yang eksotis,
dengan tebing terjal di sebelah kanannya, dan cukup memacu adrenalin bagi
anda-anda yang gemar berpetualang di alam bebas. Keberadaan hewan-hewan laut
seperti kepiting, umang-umang, bulu babi, serta cacing laut menunjukkan bahwa
pantai tersebut masih jauh dari tangan-tangan manusia.
Kami sengaja
pulang pada waktu sore menjelang malam, dan mampir di tempat penatapan Bukit
Bintang, untuk sekedar melepas lelah dan menikmati pemandangan lampu-lampu kota
Yogyakarta dari ketinggian. Ditemani jagung bakar dan secangkir kopi hangat,
dibalut hawa yang masih sejuk, dapat mengobati segala penat dan jenuh rutinitas.
Bagi anda
penikmat kuliner ekstrim nan nyeleneh, anda
dapat mencicipi belalang goreng aneka rasa khas Gunung Kidul. Yang satu ini
wajib anda coba karena tidak akan anda jumpai di tempat lain. Dijual dengan
harga Rp 5.000/bungkus, belalang goreng langsung bisa kita nikmati. Rasanya?
Silahkan coba sendiri. HeHeHe.
Selamat berlibur dan semoga artikel ini memberi
gambaran liburan anda nantinya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar