Pada tahun 2015,
bulan Juli, saya berkesempatan mengikuti rekrutmen yang diadakan oleh Bank
Mandiri untuk program ODP (Officer
Development Program). Program ODP PT. Bank Mandiri merupakan program untuk
mencetak pemimpin masa depan di PT. Bank Mandiri. Dari briefing singkat yang saya ikuti sesaat sebelum memulai walk in interview, staff HRD menyampaikan kepada kami bahwa
program ini dirancang untuk mempersingkat jenjang karir yang harus ditempuh,
sehingga nantinya para kandidat yang lolos program ini akan lebih cepat sampai
ke jenjang pimpinan.
Kesempatan
tersebut saya dapatkan melalui job fair yang
diselenggarakan oleh salah satu lembaga pencari kerja, yakni ECC UGM di kota
Yogyakarta. Rekan-rekan sekalian juga bisa mengakses situs website ECC UGM
melalui link ecc.ft.ugm.ac.id, untuk
mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan di tempat lain . Dari sinilah perjalanan rekrutmen
saya dimulai.
Rekrutmen ODP
Mandiri memang memiliki tahapan yang cukup panjang. Terhitung ada enam (6)
tahapan yang harus diikuti. Namun jika ditambah screening test interview pada saat job fair, maka ada tujuh (7) tahapan seleksi. Jika diurutkan,
tahapan tersebut diantaranya :
a.
Screening
Test Interview
b.
Walk
in Interview
c.
TOEFL
ITP Test
d.
Aptitude
Test with SHL Consultant
e.
LGD
(Leaderless Group Discussion)
f.
Medical
Check Up
g.
Interview
User
Ketika menulis sharing, saya baru lulus pada tahap Aptitude Test, tahap yang secara pribadi saya takuti karena
beberapa kali gagal dalam rekrutmen pekerjaan di tahapan sejenis ini. Berikut
penjelasan masing-masing tahapan:
a. Screening
Test Interview
Tahap ini merupakan
tahap awal seleksi yang sifatnya kondisional. Beberapa informasi yang saya
dapatkan dari teman-teman saya yang mengikuti program ODP Bank Mandiri di
daerah lain dan job fair yang lain
pada tahun 2014, tahap ini tidak mereka lalui. Bisa jadi kebijakan ini diambil
oleh Bank Mandiri dikarenakan jumlah peminat yang cukup banyak pada saat itu,
sehingga pada saat Walk in Interview
jumlah kandidat bisa direduksi dan jalannya Walk
in Interview bisa lebih kondusif.
Pada tahap ini, para
peserta ditanya oleh staff HRD Bank
Mandiri secara face to face.
Pertanyaannya seputar kegiatan selama perkuliahan, pengalaman organisasi,
kelebihan dibandingkan kandidat lain, alasan berkarir di Bank Mandiri, dan lain
sebagainya. Interview ini juga
berlangsung dalam bahasa Inggris. Bagi kandidat yang dinyatakan layak, akan
mendapatkan formulir untuk mengikuti proses seleksi berikutnya di kantor pusat
Bank Mandiri.
Setelah formulir
didapatkan, rekan-rekan jangan lupa untuk memeriksa apakah formulir tersebut
sudah dicetak dengan benar. Saat itu, saya tidak memeriksa formulir yang saya
peroleh. Ternyata formulir saya tidak dicetak dengan benar dan tidak dapat
diisi. Beruntung pihak Bank Mandiri mau mengerti dan memberi saya kesempatan
untuk mengisinya.
Saran saya,
rekan-rekan tetap tenang ketika mengikuti proses ini. Perbaiki kemampuan
berbahasa Inggris secara verbal, dan berikan jawaban yang jujur serta
meyakinkan.
b.
Walk in Interview
Walk in Interview dilaksanakan dua hari setelah saya mendapatkan
formulir tersebut. Setelah mendapatkan
sambutan dari staff yang akan
mewawancarai kami pada hari itu, kami diberikan nomor urut sesuai dengan tempat
duduk ketika menunggu proses walk in
interview. Artinya, jika rekan-rekan datang lebih dulu, maka rekan-rekan
akan mendapat giliran lebih dulu. Proses walk
in interview ini dapat berbeda-beda antara satu dan lainnya.
Sebagai contoh,
rekan saya yang pernah mengikuti rekrutmen pada tahap ini diwawancarai secara
kelompok, satu orang pewawancara dengan lima sampai enam kandidat. Sementara
saya, diwawancarai secara face to face, satu
lawan satu. Pertanyaan yang diajukan pun masih bersifat umum. Rekan-rekan hanya
perlu menjawab sesuai dengan apa yang rekan-rekan pahami. Antara lain seputar
pengalaman organisasi, pandangan rekan-rekan mengenai Bank Mandiri, sukses
terbesar dalam hidup rekan-rekan, dan lain sebagainya.
Pengumuman kelulusan
tahapan ini juga sangat cepat. Sesaat setelah selesai wawancara, rekan-rekan
akan diberitahu apakah lolos atau tidak. Saya pribadi tidak ada persiapan
khusus. Saya hanya membaca buku-buku motivasi untuk menenangkan hati dan
pikiran saya, karena saat itu saya cukup gugup.
c.
TOEFL ITP Test
Kurang lebih satu
minggu setelah Walk in Interview, rekan-rekan
yang lolos diberi kesempatan untuk mengikuti TOEFL ITP Test. Ingat, ini adalah TOEFL ITP, bukan TOEFL biasa.
Tentu saja tingkat kesulitannya lebih tinggi, meskipun jenis yang diujiankan
sama dengan TOEFL biasa. Persiapan
yang matang tentu akan mempermudah langkah rekan-rekan dalam melewati tahapan
ini.
Saya mempersiapkan
diri dengan mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris dan menonton film dalam
bahasa Inggris. Kalau tidak bisa tanpa sub
title, teman-teman bisa menggunakan sub
title bahasa Inggris. Selain itu, saya juga membaca buku ataupun artikel
dalam bahasa Inggris. Cara ini saya tempuh karena saya rasa metode belajar
seperti ini cukup fun dan tidak
membosankan. Tetapi kalau kemampuan bahasa Inggris rekan-rekan sangat pas-pas
an, sebaiknya rekan-rekan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh.
d.
Aptitude Test
Aptitude test merupakan tes yang
menyerupai tes psikologi yang sering kita temui di proses rekrutmen pada
umumnya. Tes ini memiliki tujuan untuk menilai karakter, motivasi dalam
bekerja, kemampuan analisis, dsb. Jika rekan-rekan ingin memahami cara
mengerjakannya, rekan-rekan dapat mencoba simulasi yang disediakan secara
gratis di situs SHL.
Pada
tes ini, saran saya rekan-rekan jangan memaksakan diri untuk mengisi semua
jawaban. Sesuai dengan petunjuk di kertas soal, rekan-rekan mengisi hanya pada
jawaban yang rekan-rekan rasa benar. Tidak ada penjelasan apakah terdapat
sistem pengurangan poin, namun untuk amannya, lebih baik mengikuti aturan main
yang berlaku.
SHL,
yang dibagi atas tiga bagian, yakni analisis verbal, analisis numerikal, dan
kuisioner motivasi, memerlukan ketelitian dan kecermatan kita dalam
mengalokasikan waktu, khususnya pada bagian analisis numerikal. Pada bagian
ini, rekan-rekan akan dihadapkan dengan beberapa data statistik, kurang lebih
sepuluh statistik, dan rekan-rekan diminta untuk menjawab pertanyaan
berdasarkan statistik tersebut. Ada kurang lebih 35 soal yang rekan-rekan harus
jawab dalam waktu 30 menit, dan pertanyaan itu akan diacak dan tidak berurutan.
Misalnya, pertanyaan pertama untuk data statistik pertama, pertanyaan kedua,
mengacu pada data statistik ketiga, pertanyaan ketiga, mengacu pada data
statistik pertama.
Untuk
mempersingkat waktu, lebih baik rekan-rekan fokus pada pertanyaan yang diajukan
untuk data statistik yang rekan-rekan pahami. Jangan terbawa alur soal. Dan
jika dirasa sulit dikerjakan dan memakan waktu, tinggalkan saja. Saya sendiri
menjawab hanya 25 soal, dan dari 25 soal itu tidak tahu berapa yang benar.
Namun, karena aturan mainnya “hanya mengisi yang anda yakin benar”, maka saya
biarkan saya jawaban yang lain kosong.
Yang
harus rekan-rekan perhatikan, sebelum memulai ujian aptitude rekan-rekan sekalian sudah siap secara mental (ketenangan
) dan sarapan pagi. Karena ujian akan memakan waktu cukup lama, sekitar empat
jam. Dan saat itu, saya membaca saran di website
SHL bahwa memakan dark coklat
sebelum ujian juga dapat membantu rekan-rekan lebih rileks dan santai
menghadapi ujian ini.
e.
LGD (Leaderless Group Discussion)
Pada tanggal 4 Agustus 2015, LGD
test akhirnya dilaksanakan. Cukup banyak kandidat yang bertahan di tahap ini.
Tes yang dilaksanakan selama tiga hari ini dibagi ke dalam sembilan kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh orang, dimana satu harinya ada tiga
kelompok yang menjalani tes. Kelompok saya mendapat kesempatan di hari kedua.
Khusus untuk peserta kaum adam pada hari saya tes, jumlahnya hanya enam orang
(termasuk saya) dari tiga puluh kandidat, jumlah yang sangat sedikit menurut
saya. Kelompok yang dibagi berdasarkan urutan abjad ini terdiri atas dua orang
laki-laki dan delapan orang perempuan setiap kelompoknya.
Persiapan
saya cukup matang untuk menghadapi tes kali ini. Saya mempersiapkan diri dengan
membaca buku-buku mengenai strategi perusahaan, misalnya buku Strategic Management karangan Gamble,
Strickland, dkk.
Tes
LGD dilangsungkan dalam durasi enam puluh menit, terdiri dari pemahaman kasus
selama dua puluh menit dan diskusi kelompok selama empat puluh menit. Kelompok
saya mendapat kasus tentang suatu perusahaan jasa keuangan yang merupakan market leader di suatu negara, mendapat ancaman dari kompetitornya, yang
melakukan joint venture. Kita diminta
untuk memberikan pendapat guna meningkatkan pangsa pasar kita, menentukan
produk yang akan kita jadikan produk unggulan, serta menentukan cara pemasaran
yang tepat. Selain diskusi, jangan lupa untuk menuliskan pendapat pribadi di
kertas yang sudah disediakan.
Di
sini lah perlunya ketenangan dan ketelitian dalam memahami kasus. Saran saya,
tidak perlu terburu-buru. Saya merasa bersalah karena menjerumuskan tim atau
kelompok saya, dengan menyarankan strategi yang sifatnya defensif, karena saya
kurang teliti ketika membaca instruksi. Sudah jelas yang diminta adalah meningkatkan pangsa pasar. Artinya kita
harus menerapkan strategi yang bersifat ofensif. Kita harus menerapkan strategi-strategi
yang agresif dan ampuh sehingga pangsa pasar kita naik.
Saya
beruntung mendapatkan rekan-rekan diskusi yang ramah dan sangat partisipatif.
Situasi diskusi berjalan kondusif dan nyaman untuk berpendapat. Kami juga mudah
untuk menentukan kesepakatan. Karena percaya diri yang tinggi, kami memutuskan
untuk menyudahi diskusi sebelum waktu yang ditentukan habis. Disinilah perlunya
kebijaksanaan dari rekan-rekan sekalian untuk tetap cermat dalam menggunakan
waktu yang disediakan. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan dan
benar-benar manfaatkan waktu yang telah disediakan. Karena ketika kita
memutuskan untuk menyudahi diskusi, kita tidak bisa lagi meminta waktu untuk
membahas hasil diskusi, meskipun masih ada waktu yang tersisa.
Ada
juga hal janggal saya perhatikan ketika kami berdiskusi. Kami hanya diberikan
paket kasus yang halamannya tidak lengkap. Misalnya, saya hanya mendapat
halaman satu sampai enam, dan halaman sembilan dan sepuluh. Saya berasumsi,
rekan-rekan saya yang lain juga diperlakukan sama, masing-masing kami mendapat
potongan informasi yang berbeda. Selain itu, disudut kanan atas paket kasus
tersebut juga diberi kode yang menurut saya merupakan cara pihak penguji untuk
mengacak potongan informasi tersebut. Maka dari itu, sebaiknya rekan-rekan
sekalian menyatukan dulu potongan informasi tersebut, jangan langsung
berdiskusi dan mengambil keputusan dengan informasi yang tidak lengkap.
Keinginan
besar saya untuk bisa bergabung bersama bank BUKU I ini pun harus kandas di
tahap ini. Saya gagal untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu medical check up. Namun banyak pengalaman
berharga yang bisa saya ambil dari peristiwa ini.
O ya, sebelum memulai diskusi kami juga
diminta untuk memperkenalkan diri dan memberikan opini mengenai pekerjaan yang
berpindah-pindah. Semoga sharing ini
membantu bagi rekan-rekan sekalian. My
Job Fair, My Adventure!
f.
Medical Check Up
L
g.
Interview User
L
mantap bang sharing nya. Ditunggu pengalaman berikutnya hihi
BalasHapus