Jumat, 28 Agustus 2015

Pengalaman Rekrutmen ODP PT. Bank Mandiri



Pada tahun 2015, bulan Juli, saya berkesempatan mengikuti rekrutmen yang diadakan oleh Bank Mandiri untuk program ODP (Officer Development Program). Program ODP PT. Bank Mandiri merupakan program untuk mencetak pemimpin masa depan di PT. Bank Mandiri. Dari briefing singkat yang saya ikuti sesaat sebelum memulai walk in interview,  staff HRD menyampaikan kepada kami bahwa program ini dirancang untuk mempersingkat jenjang karir yang harus ditempuh, sehingga nantinya para kandidat yang lolos program ini akan lebih cepat sampai ke jenjang pimpinan.
Kesempatan tersebut saya dapatkan melalui job fair yang diselenggarakan oleh salah satu lembaga pencari kerja, yakni ECC UGM di kota Yogyakarta. Rekan-rekan sekalian juga bisa mengakses situs website ECC UGM melalui link ecc.ft.ugm.ac.id, untuk mendapatkan informasi mengenai lowongan pekerjaan di tempat lain . Dari sinilah perjalanan rekrutmen saya dimulai.
Rekrutmen ODP Mandiri memang memiliki tahapan yang cukup panjang. Terhitung ada enam (6) tahapan yang harus diikuti. Namun jika ditambah screening test interview pada saat job fair, maka ada tujuh (7) tahapan seleksi. Jika diurutkan, tahapan tersebut diantaranya :
a.      Screening Test Interview
b.      Walk in Interview
c.       TOEFL ITP Test
d.      Aptitude Test with SHL Consultant
e.       LGD (Leaderless Group Discussion)
f.        Medical Check Up
g.      Interview User
Ketika menulis sharing, saya baru lulus pada tahap Aptitude Test, tahap yang secara pribadi saya takuti karena beberapa kali gagal dalam rekrutmen pekerjaan di tahapan sejenis ini. Berikut penjelasan masing-masing tahapan:
a.       Screening Test Interview
Tahap ini merupakan tahap awal seleksi yang sifatnya kondisional. Beberapa informasi yang saya dapatkan dari teman-teman saya yang mengikuti program ODP Bank Mandiri di daerah lain dan job fair yang lain pada tahun 2014, tahap ini tidak mereka lalui. Bisa jadi kebijakan ini diambil oleh Bank Mandiri dikarenakan jumlah peminat yang cukup banyak pada saat itu, sehingga pada saat Walk in Interview jumlah kandidat bisa direduksi dan jalannya Walk in Interview bisa lebih kondusif.
Pada tahap ini, para peserta ditanya oleh staff HRD Bank Mandiri secara face to face. Pertanyaannya seputar kegiatan selama perkuliahan, pengalaman organisasi, kelebihan dibandingkan kandidat lain, alasan berkarir di Bank Mandiri, dan lain sebagainya. Interview ini juga berlangsung dalam bahasa Inggris. Bagi kandidat yang dinyatakan layak, akan mendapatkan formulir untuk mengikuti proses seleksi berikutnya di kantor pusat Bank Mandiri.
Setelah formulir didapatkan, rekan-rekan jangan lupa untuk memeriksa apakah formulir tersebut sudah dicetak dengan benar. Saat itu, saya tidak memeriksa formulir yang saya peroleh. Ternyata formulir saya tidak dicetak dengan benar dan tidak dapat diisi. Beruntung pihak Bank Mandiri mau mengerti dan memberi saya kesempatan untuk mengisinya. 
Saran saya, rekan-rekan tetap tenang ketika mengikuti proses ini. Perbaiki kemampuan berbahasa Inggris secara verbal, dan berikan jawaban yang jujur serta meyakinkan.

b.      Walk in Interview
Walk in Interview dilaksanakan dua hari setelah saya mendapatkan formulir tersebut.  Setelah mendapatkan sambutan dari staff yang akan mewawancarai kami pada hari itu, kami diberikan nomor urut sesuai dengan tempat duduk ketika menunggu proses walk in interview. Artinya, jika rekan-rekan datang lebih dulu, maka rekan-rekan akan mendapat giliran lebih dulu. Proses walk in interview ini dapat berbeda-beda antara satu dan lainnya.
Sebagai contoh, rekan saya yang pernah mengikuti rekrutmen pada tahap ini diwawancarai secara kelompok, satu orang pewawancara dengan lima sampai enam kandidat. Sementara saya, diwawancarai secara face to face, satu lawan satu. Pertanyaan yang diajukan pun masih bersifat umum. Rekan-rekan hanya perlu menjawab sesuai dengan apa yang rekan-rekan pahami. Antara lain seputar pengalaman organisasi, pandangan rekan-rekan mengenai Bank Mandiri, sukses terbesar dalam hidup rekan-rekan, dan lain sebagainya.
Pengumuman kelulusan tahapan ini juga sangat cepat. Sesaat setelah selesai wawancara, rekan-rekan akan diberitahu apakah lolos atau tidak. Saya pribadi tidak ada persiapan khusus. Saya hanya membaca buku-buku motivasi untuk menenangkan hati dan pikiran saya, karena saat itu saya cukup gugup.  

c.       TOEFL ITP Test
Kurang lebih satu minggu setelah Walk in Interview, rekan-rekan yang lolos diberi kesempatan untuk mengikuti TOEFL ITP Test. Ingat, ini adalah TOEFL ITP, bukan TOEFL biasa. Tentu saja tingkat kesulitannya lebih tinggi, meskipun jenis yang diujiankan sama dengan TOEFL biasa. Persiapan yang matang tentu akan mempermudah langkah rekan-rekan dalam melewati tahapan ini.
Saya mempersiapkan diri dengan mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris dan menonton film dalam bahasa Inggris. Kalau tidak bisa tanpa sub title, teman-teman bisa menggunakan sub title bahasa Inggris. Selain itu, saya juga membaca buku ataupun artikel dalam bahasa Inggris. Cara ini saya tempuh karena saya rasa metode belajar seperti ini cukup fun dan tidak membosankan. Tetapi kalau kemampuan bahasa Inggris rekan-rekan sangat pas-pas an, sebaiknya rekan-rekan mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh.

d.      Aptitude Test
        Aptitude test merupakan tes yang menyerupai tes psikologi yang sering kita temui di proses rekrutmen pada umumnya. Tes ini memiliki tujuan untuk menilai karakter, motivasi dalam bekerja, kemampuan analisis, dsb. Jika rekan-rekan ingin memahami cara mengerjakannya, rekan-rekan dapat mencoba simulasi yang disediakan secara gratis di situs SHL.
        Pada tes ini, saran saya rekan-rekan jangan memaksakan diri untuk mengisi semua jawaban. Sesuai dengan petunjuk di kertas soal, rekan-rekan mengisi hanya pada jawaban yang rekan-rekan rasa benar. Tidak ada penjelasan apakah terdapat sistem pengurangan poin, namun untuk amannya, lebih baik mengikuti aturan main yang berlaku.
        SHL, yang dibagi atas tiga bagian, yakni analisis verbal, analisis numerikal, dan kuisioner motivasi, memerlukan ketelitian dan kecermatan kita dalam mengalokasikan waktu, khususnya pada bagian analisis numerikal. Pada bagian ini, rekan-rekan akan dihadapkan dengan beberapa data statistik, kurang lebih sepuluh statistik, dan rekan-rekan diminta untuk menjawab pertanyaan berdasarkan statistik tersebut. Ada kurang lebih 35 soal yang rekan-rekan harus jawab dalam waktu 30 menit, dan pertanyaan itu akan diacak dan tidak berurutan. Misalnya, pertanyaan pertama untuk data statistik pertama, pertanyaan kedua, mengacu pada data statistik ketiga, pertanyaan ketiga, mengacu pada data statistik pertama.
        Untuk mempersingkat waktu, lebih baik rekan-rekan fokus pada pertanyaan yang diajukan untuk data statistik yang rekan-rekan pahami. Jangan terbawa alur soal. Dan jika dirasa sulit dikerjakan dan memakan waktu, tinggalkan saja. Saya sendiri menjawab hanya 25 soal, dan dari 25 soal itu tidak tahu berapa yang benar. Namun, karena aturan mainnya “hanya mengisi yang anda yakin benar”, maka saya biarkan saya jawaban yang lain kosong.
        Yang harus rekan-rekan perhatikan, sebelum memulai ujian aptitude rekan-rekan sekalian sudah siap secara mental (ketenangan ) dan sarapan pagi. Karena ujian akan memakan waktu cukup lama, sekitar empat jam. Dan saat itu, saya membaca saran di website SHL bahwa memakan dark coklat sebelum ujian juga dapat membantu rekan-rekan lebih rileks dan santai menghadapi ujian ini.

e.      LGD (Leaderless Group Discussion)
        Pada tanggal 4 Agustus 2015, LGD test akhirnya dilaksanakan. Cukup banyak kandidat yang bertahan di tahap ini. Tes yang dilaksanakan selama tiga hari ini dibagi ke dalam sembilan kelompok masing-masing kelompok terdiri dari sepuluh orang, dimana satu harinya ada tiga kelompok yang menjalani tes. Kelompok saya mendapat kesempatan di hari kedua. Khusus untuk peserta kaum adam pada hari saya tes, jumlahnya hanya enam orang (termasuk saya) dari tiga puluh kandidat, jumlah yang sangat sedikit menurut saya. Kelompok yang dibagi berdasarkan urutan abjad ini terdiri atas dua orang laki-laki dan delapan orang perempuan setiap kelompoknya.
        Persiapan saya cukup matang untuk menghadapi tes kali ini. Saya mempersiapkan diri dengan membaca buku-buku mengenai strategi perusahaan, misalnya buku Strategic Management karangan Gamble, Strickland, dkk.
        Tes LGD dilangsungkan dalam durasi enam puluh menit, terdiri dari pemahaman kasus selama dua puluh menit dan diskusi kelompok selama empat puluh menit. Kelompok saya mendapat kasus tentang suatu perusahaan jasa keuangan yang merupakan market leader di suatu negara,  mendapat ancaman dari kompetitornya, yang melakukan joint venture. Kita diminta untuk memberikan pendapat guna meningkatkan pangsa pasar kita, menentukan produk yang akan kita jadikan produk unggulan, serta menentukan cara pemasaran yang tepat. Selain diskusi, jangan lupa untuk menuliskan pendapat pribadi di kertas yang sudah disediakan.
        Di sini lah perlunya ketenangan dan ketelitian dalam memahami kasus. Saran saya, tidak perlu terburu-buru. Saya merasa bersalah karena menjerumuskan tim atau kelompok saya, dengan menyarankan strategi yang sifatnya defensif, karena saya kurang teliti ketika membaca instruksi. Sudah jelas yang diminta adalah meningkatkan pangsa pasar. Artinya kita harus menerapkan strategi yang bersifat ofensif. Kita harus menerapkan strategi-strategi yang agresif dan ampuh sehingga pangsa pasar kita naik.
        Saya beruntung mendapatkan rekan-rekan diskusi yang ramah dan sangat partisipatif. Situasi diskusi berjalan kondusif dan nyaman untuk berpendapat. Kami juga mudah untuk menentukan kesepakatan. Karena percaya diri yang tinggi, kami memutuskan untuk menyudahi diskusi sebelum waktu yang ditentukan habis. Disinilah perlunya kebijaksanaan dari rekan-rekan sekalian untuk tetap cermat dalam menggunakan waktu yang disediakan. Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan dan benar-benar manfaatkan waktu yang telah disediakan. Karena ketika kita memutuskan untuk menyudahi diskusi, kita tidak bisa lagi meminta waktu untuk membahas hasil diskusi, meskipun masih ada waktu yang tersisa.
        Ada juga hal janggal saya perhatikan ketika kami berdiskusi. Kami hanya diberikan paket kasus yang halamannya tidak lengkap. Misalnya, saya hanya mendapat halaman satu sampai enam, dan halaman sembilan dan sepuluh. Saya berasumsi, rekan-rekan saya yang lain juga diperlakukan sama, masing-masing kami mendapat potongan informasi yang berbeda. Selain itu, disudut kanan atas paket kasus tersebut juga diberi kode yang menurut saya merupakan cara pihak penguji untuk mengacak potongan informasi tersebut. Maka dari itu, sebaiknya rekan-rekan sekalian menyatukan dulu potongan informasi tersebut, jangan langsung berdiskusi dan mengambil keputusan dengan informasi yang tidak lengkap.
        Keinginan besar saya untuk bisa bergabung bersama bank BUKU I ini pun harus kandas di tahap ini. Saya gagal untuk maju ke tahap berikutnya, yaitu medical check up. Namun banyak pengalaman berharga yang bisa saya ambil dari peristiwa ini.
        O ya, sebelum memulai diskusi kami juga diminta untuk memperkenalkan diri dan memberikan opini mengenai pekerjaan yang berpindah-pindah. Semoga sharing ini membantu bagi rekan-rekan sekalian. My Job Fair, My Adventure!

f.        Medical Check Up
L
g.       Interview User
L


1 komentar:

  1. mantap bang sharing nya. Ditunggu pengalaman berikutnya hihi

    BalasHapus